Mandi Keringat dengan Cobek Belut Waroeng Citra di Purwakarta
A
A
A
PURWAKARTA - Siapa yang tidak kenal belut atau lindung? Khusus di Jawa Barat, hewan yang masuk kelompok ikan ini cukup familiar karena sudah sejak dulu banyak dikonsumsi masyarakat. Habitatnya yang berada di sawah atau rawa menjadikannya sangat mudah untuk ditangkap sebagai sumber protein hewani yang murah meriah.
Berbagai olahan pun dihasilkan dari hewan ini, dari sekadar camilan garing, dendeng atau penganan lainnya sebagai lauk teman nasi. Penggemarnya pun luar biasa banyak yang tak terbatas usia atau strata sosial.
Di Kabupaten Purwakarta, terdapat satu varian penganan belut yang bisa sebagai rekomendasi bagi pecinta kuliner untuk mencicipinya. Menu ini bisa ditemui di Waroeng Citra, yang berlokasi di Jalan Raya Sukatani, Citapen, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta. Warung ini menjadi satu-satunya kedai yang mengkhususkan menu utamanya berbahan ikan tersebut. Menu itu adalah cobek belut.
Dalam istilah Sunda, cobek bukanlah ulekan sebagaimana dalam Bahasa Indonesia. Cobek di sini adalah sebutan untuk penganan yang dibakar kemudian disiram dengan bumbu-bumbu tertentu. Biasanya cara memasak seperti itu dominan untuk berbagai jenis ikan. Nah, di kedai itu belut diolah dan disajikan dengan cara dicobek.
Cara penyajiannya, setelah dibakar atau digoreng, belut kemudian disiram dengan bumbu rahasia. Hasilnya, belut akan terlihat sedikit berkuah. Begitu kuahnya disruput, akan terasa aroma kencur yang cukup kuat ditambah pedas dan sedikit asam. Tak heran jika menyantap cobek belut ini dijamin mandi keringat serta mulut selalu nagih untuk terus mengunyah.
Bagi pemilik kedai, Isep Somantri, 54, meskipun menu utamanya adalah cobek belut, tapi ada varian lain yang menjadi andalannya dengan bahan dasar sama, yakni belut. Varian lainnya adalah belut goreng dengan cita rasa dendeng. Aroma lengkuas, ketumbar dan gula aren menyatu dalam satu sajian.
“Biasanya pelanggan memesan dua varian, cobek belut dan belut goreng. Kedua jenis ini menjadisajian andalan kami dalam memanjakan pecinta kuliner. Harga yang ditawarkan pun cukup merakyat,” ungkap dia kepada SINDOnews di sela-sela kesibukannya melayani tamu.
Dia pun bercerita bahwa penganan belut itu merupakan warisan dari leluhurnya dulu yang memang memelopori adanya kedai belut ini. Jadi dalam setiap sajian yang dihidangkan tidak pernah terlepas dari nilai-nilai kearifan lokal yang melekat pada penggunaan bumbu. “Kami buka setiap hari,” kata dia
Sajian cobek belut dalam piring tembikar akan menyambut tetamu yang datang ke Waroeng Citra di Jalan Raya Sukatani, Citapen, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta. Rasa Asam dan pedas membaur dalam setiap suapan bersama nasi.
Waroeng Citra ini buka setiap hari pada pukul 09.00—20.00. Harga makanan dan minuman yang ditawarkan bervariasi dari Rp5.000—25.000.
Berbagai olahan pun dihasilkan dari hewan ini, dari sekadar camilan garing, dendeng atau penganan lainnya sebagai lauk teman nasi. Penggemarnya pun luar biasa banyak yang tak terbatas usia atau strata sosial.
Di Kabupaten Purwakarta, terdapat satu varian penganan belut yang bisa sebagai rekomendasi bagi pecinta kuliner untuk mencicipinya. Menu ini bisa ditemui di Waroeng Citra, yang berlokasi di Jalan Raya Sukatani, Citapen, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta. Warung ini menjadi satu-satunya kedai yang mengkhususkan menu utamanya berbahan ikan tersebut. Menu itu adalah cobek belut.
Dalam istilah Sunda, cobek bukanlah ulekan sebagaimana dalam Bahasa Indonesia. Cobek di sini adalah sebutan untuk penganan yang dibakar kemudian disiram dengan bumbu-bumbu tertentu. Biasanya cara memasak seperti itu dominan untuk berbagai jenis ikan. Nah, di kedai itu belut diolah dan disajikan dengan cara dicobek.
Cara penyajiannya, setelah dibakar atau digoreng, belut kemudian disiram dengan bumbu rahasia. Hasilnya, belut akan terlihat sedikit berkuah. Begitu kuahnya disruput, akan terasa aroma kencur yang cukup kuat ditambah pedas dan sedikit asam. Tak heran jika menyantap cobek belut ini dijamin mandi keringat serta mulut selalu nagih untuk terus mengunyah.
Bagi pemilik kedai, Isep Somantri, 54, meskipun menu utamanya adalah cobek belut, tapi ada varian lain yang menjadi andalannya dengan bahan dasar sama, yakni belut. Varian lainnya adalah belut goreng dengan cita rasa dendeng. Aroma lengkuas, ketumbar dan gula aren menyatu dalam satu sajian.
“Biasanya pelanggan memesan dua varian, cobek belut dan belut goreng. Kedua jenis ini menjadisajian andalan kami dalam memanjakan pecinta kuliner. Harga yang ditawarkan pun cukup merakyat,” ungkap dia kepada SINDOnews di sela-sela kesibukannya melayani tamu.
Dia pun bercerita bahwa penganan belut itu merupakan warisan dari leluhurnya dulu yang memang memelopori adanya kedai belut ini. Jadi dalam setiap sajian yang dihidangkan tidak pernah terlepas dari nilai-nilai kearifan lokal yang melekat pada penggunaan bumbu. “Kami buka setiap hari,” kata dia
Sajian cobek belut dalam piring tembikar akan menyambut tetamu yang datang ke Waroeng Citra di Jalan Raya Sukatani, Citapen, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta. Rasa Asam dan pedas membaur dalam setiap suapan bersama nasi.
Waroeng Citra ini buka setiap hari pada pukul 09.00—20.00. Harga makanan dan minuman yang ditawarkan bervariasi dari Rp5.000—25.000.
(alv)